PT Dutamas Satu merupakan salah satu pabrik kayu yang berada di Pasuruan Jawa Timur yang bergerak dibidang manufaktur kayu . Produk dari perusahaan ini adalah kayu lapis Plywood, Barecore, LVL, LVB, Blockboard, Particle Board, Wood pellet, Material wood dan lainya.
Pekerjamengukur kadar air pada limbah kayu atau ranting pohon yang diolah menjadi pelet kayu di Tempat Pengolahan Sampah Setempat (TPSS), Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Jumat (29/1/2021). . Depok, Jawa Barat, Jumat (29/1/2021). . “Oleh karena itu kami mengusulkan agar Pasar Jepang tidak hanya melirik Akasia dan Eukaliptus tetapi untuk
Saat ini, pellet masih dihargai senilai 85 persen dari harga batu bara. Namun, ini akan kami evaluasi ke depan. Hal ini seiring dengan semangat kita mendorong percepatan peningkatan penggunaan EBT karena ini sampahnya diolah menjadi pelet biomassa untuk menyubstitusi batu bara sebagai bahan bakar PLTU," kata Ikhsan, Kamis (29/4/2021).
Fast Money. Daftar Pabrik Wood Pellet di Indonesia Jenis, Lokasi, dan Kapasitas Produksi Jika Anda tertarik dalam memulai bisnis biomassa, atau sekadar ingin memanfaatkan sumber energi alternatif untuk mengurangi biaya operasional Anda, maka Anda mungkin pernah mendengar tentang produk yang disebut wood pellet. Wood pellet adalah briket kayu yang ditekan dalam bentuk silinder, biasanya berukuran 6 atau 8 mm, dan digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk mesin pembangkit listrik, pemanas, dan boiler. Indonesia memiliki banyak potensi untuk memproduksi wood pellet, berkat sumber daya kayu yang melimpah dan banyaknya perusahaan yang bergerak di sektor kayu. Di bawah ini adalah daftar pabrik wood pellet terbesar di Indonesia, beserta jenis kayu yang digunakan, lokasi, dan kapasitas produksi masing-masing. 1. PT. South Pacific Viscose Lokasi Purwakarta, Jawa Barat Jenis Kayu Sengon Kapasitas Produksi ton/tahun PT. South Pacific Viscose SPV adalah produsen wood pellet terbesar di Indonesia, dengan kapasitas produksi ton per tahun. Pabrik ini menggunakan kayu sengon sebagai bahan baku utama, dan menyediakan produk wood pellet berkualitas tinggi untuk pasar domestik maupun internasional. 2. PT. Musim Mas Group Lokasi Riau dan Jambi Jenis Kayu Sengon, Akasia, dan Pinus Kapasitas Produksi ton/tahun PT. Musim Mas Group adalah salah satu produsen wood pellet terkemuka di Indonesia, dengan pabrik yang berlokasi di Riau dan Jambi. Perusahaan ini menggunakan kayu sengon, akasia, dan pinus sebagai bahan baku, dan menghasilkan wood pellet berkualitas tinggi dengan kapasitas produksi mencapai ton per tahun. 3. PT. Xylo Indah Prima Lokasi Samarinda, Kalimantan Timur Jenis Kayu Kayu Meranti Kapasitas Produksi ton/tahun PT. Xylo Indah Prima adalah produsen wood pellet terkemuka di Kalimantan Timur, dengan kapasitas produksi ton per tahun. Pabrik ini menggunakan kayu meranti sebagai bahan baku utama, dan menghasilkan produk wood pellet berkualitas tinggi untuk pasar domestik dan internasional. 4. PT. Sari Daya Plasindo Lokasi Lampung Jenis Kayu Sengon dan Jabon Kapasitas Produksi ton/tahun PT. Sari Daya Plasindo adalah produsen wood pellet terkemuka di Lampung, dengan kapasitas produksi ton per tahun. Pabrik ini menggunakan kayu sengon dan jabon sebagai bahan baku, dan menghasilkan wood pellet berkualitas tinggi untuk pasar domestik dan internasional. 5. PT. Pacific Fiber Indonesia Lokasi Pangkalan Kerinci, Riau Jenis Kayu Sengon Kapasitas Produksi ton/tahun PT. Pacific Fiber Indonesia merupakan produsen wood pellet terbesar kedua di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai ton per tahun. Pabrik ini berlokasi di Pangkalan Kerinci, Riau, dan menggunakan kayu sengon sebagai bahan baku utama untuk menghasilkan produk wood pellet berkualitas tinggi. 6. PT. Graha Sumber Prima Lokasi Palembang, Sumatera Selatan Jenis Kayu Sengon Kapasitas Produksi ton/tahun PT. Graha Sumber Prima adalah produsen wood pellet yang berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan. Pabrik ini menggunakan kayu sengon sebagai bahan baku utama, dan menghasilkan wood pellet berkualitas tinggi dengan kapasitas produksi mencapai ton per tahun. 7. PT. Inova Agro Indonesia Lokasi Tangerang, Banten Jenis Kayu Sengon Kapasitas Produksi ton/tahun PT. Inova Agro Indonesia adalah produsen wood pellet yang berlokasi di Tangerang, Banten. Pabrik ini menggunakan kayu sengon sebagai bahan baku utama, dan memiliki kapasitas produksi sebesar ton per tahun. 8. PT. Muara Alam Sejahtera Lokasi Muara Enim, Sumatera Selatan Jenis Kayu Sengon dan Eucalyptus Kapasitas Produksi ton/tahun PT. Muara Alam Sejahtera adalah produsen wood pellet yang berlokasi di Muara Enim, Sumatera Selatan. Perusahaan ini menggunakan kayu sengon dan eucalyptus sebagai bahan baku utama, dan memiliki kapasitas produksi sebesar ton per tahun. 9. PT. Citra Jaya Sentosa Lokasi Berau, Kalimantan Timur Jenis Kayu Sengon Kapasitas Produksi ton/tahun PT. Citra Jaya Sentosa adalah produsen wood pellet yang berlokasi di Berau, Kalimantan Timur. Pabrik ini menggunakan kayu sengon sebagai bahan baku utama, dan menghasilkan produk wood pellet berkualitas tinggi dengan kapasitas produksi mencapai ton per tahun. 10. PT. Barito Pacific Timber Tbk. Lokasi Kalimantan Tengah Jenis Kayu Acacia Mangium Kapasitas Produksi ton/tahun PT. Barito Pacific Timber Tbk. adalah perusahaan kayu yang berbasis di Kalimantan Tengah dan juga memproduksi wood pellet dengan menggunakan kayu acacia mangium sebagai bahan bakunya. Perusahaan ini memiliki kapasitas produksi wood pellet sebesar ton per tahun. Manfaat dan Potensi Pasar Wood Pellet di Indonesia Selain menjadi alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, wood pellet juga memiliki potensi pasar yang besar di Indonesia dan negara-negara lain di Asia. Berikut beberapa manfaat dan potensi pasar wood pellet di Indonesia 1. Mengurangi Ketergantungan pada BBM dan Batu Bara Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi pada bahan bakar fosil seperti bahan bakar minyak BBM dan batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Dengan memproduksi wood pellet yang lebih ramah lingkungan, kita dapat mengurangi ketergantungan tersebut dan beralih ke sumber energi alternatif yang lebih berkelanjutan. 2. Menjadi Sumber Pendapatan Tambahan Bagi Perusahaan Kayu Indonesia memiliki banyak perusahaan kayu yang menghasilkan limbah kayu dalam jumlah besar. Dengan memproduksi wood pellet dari limbah kayu tersebut, perusahaan-perusahaan kayu dapat menghasilkan pendapatan tambahan dan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan lebih efisien. 3. Meningkatkan Pemanfaatan Sumber Daya Kayu yang Berkelanjutan Indonesia memiliki sumber daya kayu yang melimpah, namun pengelolaannya belum selalu berkelanjutan. Dengan memproduksi wood pellet dari kayu yang dihasilkan secara berkelanjutan, kita dapat meningkatkan pemanfaatan sumber daya kayu yang ramah lingkungan dan mendukung program pengelolaan hutan yang berkelanjutan. 4. Potensi Pasar yang Besar di Asia Wood pellet merupakan produk yang banyak diminati di negara-negara Asia seperti Korea Selatan, Jepang, dan China sebagai sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Potensi pasar wood pellet di Asia cukup besar, dan Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu produsen terbesar di kawasan tersebut. Kesimpulan Indonesia memiliki banyak potensi untuk memproduksi wood pellet sebagai sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dari daftar pabrik wood pellet di Indonesia yang telah disebutkan, PT. South Pacific Viscose menjadi produsen terbesar dengan kapasitas produksi mencapai ton per tahun. Namun, terdapat juga produsen lain yang memiliki kapasitas produksi yang cukup besar dan menggunakan bahan baku yang beragam, seperti kayu sengon, akasia, dan meranti. Dengan memproduksi wood pellet, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, meningkatkan pemanfaatan sumber daya kayu yang berkelanjutan, dan menghasilkan pendapatan tambahan bagi perusahaan-perusahaan kayu. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi pasar yang besar di negara-negara Asia yang membutuhkan sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. FAQ 1. Apa itu wood pellet? Wood pellet adalah briket kayu yang ditekan dalam bentuk silinder dan digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk mesin pembangkit listrik, pemanas, dan boiler. 2. Apa manfaat dari memproduksi wood pellet? Memproduksi wood pellet dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, meningkatkan pemanfaatan sumber daya kayu yang berkelanjutan, dan menghasilkan pendapatan tambahan bagi perusahaan-perusahaan kayu. 3. Apa jenis kayu yang digunakan untuk memproduksi wood pellet di Indonesia? Beberapa jenis kayu yang digunakan untuk memproduksi wood pellet di Indonesia antara lain sengon, akasia, pinus, meranti, dan acacia mangium. 4. Bagaimana potensi pasar wood pellet di Indonesia? Potensi pasar wood pellet di Indonesia cukup besar, terutama di negara-negara Asia seperti Korea Selatan, Jepang, dan China yang membutuhkan sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. 5. Apa keuntungan bagi perusahaan kayu untuk memproduksi wood pellet? Memproduksi wood pellet dari limbah kayu dapat menghasilkan pendapatan tambahan dan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan lebih efisien, selain itu juga dapat meningkatkan pengelolaan sumber daya kayu yang berkelanjutan. 6. Apa keuntungan dari menggunakan wood pellet sebagai bahan bakar? Wood pellet merupakan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan, karena menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil seperti BBM dan batu bara. Selain itu, wood pellet juga lebih efisien dan mudah dalam pengangkutan dan penyimpanannya. 7. Bagaimana proses pembuatan wood pellet? Proses pembuatan wood pellet meliputi pemotongan kayu menjadi ukuran kecil, pengeringan kayu, penekanan kayu menjadi bentuk silinder, dan pendinginan. 8. Apakah wood pellet lebih mahal daripada bahan bakar fosil? Harga wood pellet dapat bervariasi tergantung pada jenis kayu yang digunakan dan kapasitas produksi pabrik. Namun, pada umumnya, wood pellet memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar fosil. 9. Apakah penggunaan wood pellet dapat mengurangi emisi gas rumah kaca? Ya, penggunaan wood pellet dapat mengurangi emisi gas rumah kaca karena menghasilkan emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil seperti BBM dan batu bara. 10. Apakah wood pellet dapat digunakan untuk mesin pembangkit listrik skala besar? Ya, wood pellet dapat digunakan untuk mesin pembangkit listrik skala besar dengan efisiensi yang baik. 11. Apakah pabrik wood pellet harus memiliki sertifikasi untuk memproduksi produk berkualitas? Ya, pabrik wood pellet yang berkualitas biasanya memiliki sertifikasi dari lembaga yang berwenang seperti FSC Forest Stewardship Council dan PEFC Programme for the Endorsement of Forest Certification. 12. Apa keuntungan dari menggunakan kayu sengon sebagai bahan baku wood pellet? Kayu sengon memiliki pertumbuhan yang cepat dan mudah ditanam, sehingga dapat diproduksi secara berkelanjutan. Selain itu, kayu sengon juga memiliki kualitas yang baik untuk diproses menjadi wood pellet. 13. Apakah wood pellet dapat digunakan untuk pemanas ruangan? Ya, wood pellet dapat digunakan untuk pemanas ruangan dengan menggunakan perangkat pemanas khusus yang dirancang untuk menghasilkan panas dari wood pellet. 14. Apa saja faktor yang mempengaruhi harga wood pellet? Beberapa faktor yang mempengaruhi harga wood pellet antara lain jenis kayu yang digunakan, kapasitas produksi pabrik, dan permintaan pasar. 15. Apakah wood pellet ramah lingkungan? Ya, wood pellet merupakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dan memanfaatkan sumber daya kayu yang berkelanjutan.
Subang, - Industri pelet kayu wood pellet sebagai bahan energi baru dan terbarukan EBT di Subang, Jawa Barat, perlu terus dikembangkan. Bahan bakar pelet kayu sejalan dengan program Nawacita Presiden Joko Widodo Jokowi, khususnya butir ke 3, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Demikian dikemukakan Haruki Agustina, Direktur Pemulihan Kontaminasi dan Tanggap Darurat Limbah Bahan Berbahaya Beracun pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK di sela-sela meninjau pabrik pelet kayu PT Gemilang MS di Desa PadaAsih, Subang, Jawa Barat, Jumat 31/1/2020. Selain ke pabrik pelet kayu, Haruki Agustina beserta rombongan KLHK, juga jajaran Kementerian ESDM Ditjen EBTKE Direktorat Bioenergi, serta perwakilan PT Energy Management Indonesia EMI meninjau pabrik kayu yang memanfaatkan pelet kayu sebagai bahan bakar. Menurut Haruki, usaha kecil dan menengah UKM pelet kayu di Subang ini cocok untuk membangun ekonomi perdesaan karena memiliki sumber bahan baku di sekitar desa sekaligus menyerap tenaga kerja lokal. “Dalam konteks lingkungan hidup pun, pelet kayu juga bagus karena berasal dari bahan baku kayu dengan sistem pembakaran yang bersih atau tidak menimbulkan polusi. Pelet kayu juga masuk dalam kategori energi baru terbarukan EBT, suatu energi alternatif untuk mengganti energi berbahan bakar fosil yang secara bertahap harus mulai kita tinggalkan,” jelasnya. Memandang lebih luas, Haruki menilai, industri pelet kayu tidak hanya cocok untuk skala kecil di desa. Pelet kayu bisa dikembangkan dalam skala nasional dengan manfaat ekonomi lebih massif dan signifikan. Ia menjelaskan setiap kota memiliki taman-taman kota dengan berbagai tanaman atau pohon di dalamnya. Nah, taman-taman kota itu memiliki potensi limbah organik seperti dahan atau ranting yang selama ini hanya dibuang ke tempat pembuangan akhir TPA sampah. Dengan membangun pabrik pelet kayu, limbah organik yang berasal dari tanaman tersebut tidak perlu dibuang ke TPA tapi dimanfaatkan, disalurkan ke pabrik pelet kayu. “Di DKI Jakarta misalnya, taman-taman kota yang ada bisa kita maintanance pohonnya di mana ada ranting-ranting dan dahan yang biasanya ditebang dan diibuang ke TPA, itu kan sayang. Padahal itu organic compound, ada nilai ekonominya jika dimanfaatkan untuk bahan baku pelet kayu,” urai Haruki. Selain memanfaatkan limbah organik taman kota, Pemda juga dapat membangun hutan industri penghasil kayu sebagai bahan baku pelet kayu tersebut. “Biofuel ini oke, lebih gampang sumber bakunya tersedia di sekitar atau renewable resources. Bangun hutan industri, maintenance rantingnya dan tinggal investasi mesin,” ujarnya. Sementara dari sisi masyarakat, rumah tangga atau warga juga harus diedukasi untuk tidak membuang ranting. Mereka harus diedukasi untuk melakukan pemilahan sampah organik khususnya yang berasal dari pohon. “Kalau di rumah tangga pemilahannya jalan, masyakarat paham setelah diedukasi, terus pemerintahnya memfasilitasi jalan sudah,” sambungnya. Haruki menambahkan, sebenarnya industri skala kecil berbasis desa untuk membangun ekonomi kerakyatan sudah banyak infrastrukturnya di pemerintah. Artinya pemerintah sudah menyediakan tools-tools nya, sekarang tinggal bagaimana membuat sebuah perencanaan untuk menyatukan antar kepentingan. “Kalau bicara industri kecil itu ada di Kementerian Perindustrian, bicara energi itu di Kementerian ESDM, bicara lingkungan ada di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terkait desa ada Kementerian Desa itu semua dintegrasikan untuk membangun pola pembangunan industri skala kecil berbasis desa dengan menggunakan anggaran yang ada. Tinggal kita mau atau enggak. Ini sebenarnya mendorong Nawacitanya Pak Jokowi untuk membangun masyarakat yang berkeadilan dan sejahtera,” katanya. Haruki menyadari bahwa kewenangan KLHK terbatas. “Kami hanya membantu wilayah yang mempunyai masalah masyarakatnya membakar limbah untuk bahan bakar. Itu kan tidak boleh, maka kami mencari alternatifnya. Nah pellet kayu ini merupakan salah satu alternatif untuk daerah ini,” katanya. Oleh karena itu, ia kembali menekankan bahwa kolaborasi, koordinasi lintas sektoral itu yang sangat penting untuk membuat program ini menjadi massif. Program ESDM Dalam kesempatan yang sama, Agil Gozal, Analis Program Energi Baru Terbarukan EBT Kementerian ESDM Ditjen EBTKE Direktorat Bioenergi, mengatakan bahwa awal tahun ini pihaknya memang lagi mempersiapkan program pemanfaatan biomassa. “Pemanfaatan biomassa ini kami cofiring untuk PLTU, tapi memang masih dalam pembahasan. Nah ini, pelet kayu dimanfaatkan untuk thermal untuk masak contohnya di pabrik tahu. Terus ada ide juga dari PT EMI untuk membuat thermo couple untuk listrik selain untuk memasak. Ini menarik dan bisa diajukan ke direktorat bioenergy untuk dibahas,” katanya. Ia menambahkan Ditjen EBTKE Direktorat Bioenergy ESDM berperan sebagai fasilitator bagi pihak atau pemda yang mempunyai program dalam rangka menaikkan bauran energi. “Seperti pelet kayu ini masih skala kecil untuk UKM. Untuk skala yang lebih luas kita tidak bisa sembarangan harus disertifikasi, dikaji dan diujicoba,” katanya. Untuk pelet kayu ini, sambung Agil, Kementerian ESDM dan Perindustrian memang memiliki kewenangan paling dekat di samping Kementerian LHK dan Kementerian Desa. Karena manfaatnya untuk bauran energi. Di satu sisi pengguna bioenergi, biomassa pelet kayu ini adalah industri kecil, UKM, yang domainnya di Kementerian Perindustrian. Di sisi lain, Kementerian LHK terkait program penurunan emisi karbon, karena pelet kayu ini ramah lingkungan. Kemudian karena usaha ini ada di sebuah desa dan Kementerian Desa punya program dana desa bisa membantu dalam bidang pendanaan. “Sekarang kan era integrasi, kolaborasi multisektor. Bagusnya memang begitu, tapi karena melibatkan banyak pihak maka diskusinya cukup panjang,” pungkasnya. Rintisan Sementara itu, Direktur Operasi dan Pengembangan PT Energi Management Indonesia Persero, Antonius Aris Sudjatmiko menyampaikan bahwa pihaknya siap mendukung program pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan EBT, khususnya biomassa wood pellet ini. Dia mengaku, sebagai BUMN yang bergerak di bidang Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, PT EMI Persero sedang melakukan beberapa kajian dan program rintisan untuk mendorong pemanfaatan wood pellet ini untuk memenuhi kebutuhan energi domestik. "Kami sedang melakukan beberapa kajian dan rintisan agar wood pellet ini dapat menjadi sumber energi yang andal untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Mulai dari teknologi burner/tungku untuk menciptakan pasar sampai kepada menyusun sistem manajemen energi untuk mengatur keseimbangan suplai dan demand termasuk bagaimana solusi pemenuhan kebutuhan energi bagi masyarakat yang kurang mampu,” kata Aris. Lebih lanjut Aris berharap agar program pengembangan dan pemanfaatan EBT ini benar-benar menjadi perhatian serius semua pihak sehingga dapat menyelesaikan permasalahan energi terutama di sektor rumah tangga dan IKM. Sumber Suara Pembaruan Saksikan live streaming program-program BTV di sini
pabrik wood pellet di jawa barat